Selasa, 28 Juli 2020

Jangan Panik ketika Krisis, Rasulullah dan Para Sahabat juga Pernah Mengalaminya.





Pandemi covid-19 yang melanda dunia membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Tatanan kehidupan berubah seketika. Hampir seluruh segi kehidupan manusia terdampak pandemic covid-19. Mulai dari pendidikan, kehidupan sosial dan ekonomi.

Dampak yang paling terasa ketika pandemi ini terjadi yaitu dalam segi ekonomi. Banyak kegiatan ekonomi berhenti dan tentunya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negeri. Mulai dari pelaku ekonomi kecil (UKM) sampai perusahaan-perusahaan besar. Semenjak pandemi covid-19 melanda Indonesia, pemerintah menyebutkan 3,05 juta angka pemutusan hubugan kerja (PHK) di Indonesia (per 2 juni 2020). Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, karena belum adanya kepastian kapan pandemi akan berakhir.

Kecemasan terhadap sesuatu yang akan terjadi adalah salah satu sifat yang melekat pada manusia. Butuh kekuatan untuk mampu bertahan dan tidak panik menghadapi kondisi ketidak pastian seperti sekarang. Namun, beban yang kita tanggung tersebut akan terasa lebih ringan, jika kita mengetahui ternyata bukan hanya kita yang mengalaminya. Panutan kita dalam setiap lini kehidupan, Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya juga pernah mengalami masa krisis seperti yang kita alami saat ini.

Rasulullah dan para sahabatnya pernah mengalami krisis di kota Makkah, ketika kaum kafir quraisy memboikot pasokan logistic kepada Rasulullah dan para sahabatnya, yang mengungsi di lembah syi’ib Abu Thalib pada tahun ke 7 kenabian. Ibnul qoyyim mengatakan, “begitulah nabi bersama keluarganya terkucilkan dan terisolasi, mereka di boikot selama tiga tahun sehingga mereka hidup dalam kesulitan yang parah karena semua pasokan kebutuhan hidup mereka dilarang masuk,sehingga bayi dan anak-anak menangis hingga tangisan mereka terdengar sampai keluar lembah tempat pengungsian mereka.”

Kondisi sulit seperti it uterus berlangsung, sehingga ada sebagian kerabat dari orang-orang yang ikut mengungsi di lembah itu berupaya untuk merusak perjanjian pemboikotan tersebut. Mereka adalah Hisyam bin Amru bin Al-Harits, Al Muth’im bin ‘Adiy, Zuhair bin Umayyah, Abul Bukhturi bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al Aswad. Mereka semuanya bersepakat untuk merusak papan perjanjian itu. Rasulullah dan para sahabat bebas dari pengungsian tersebut pada tahun 10 hijriyah.

Bukan waktu yang singkat masa pemboikotan yang di lakukan kafir quraisy terhadap Rasulullah dan para sahabat. Namun mereka tetap bersabar dan tidak melakukan aksi yang menimbulkan kebencian kafir quraisy lebih besar. Pada akhirnya Allah ta’ala menolong meraka dengan perantara sebagian kaum quraisy yang merasa iba kepada mereka.

Di bawah ini kami sampaikan tips ketika menyikapi krisis saat pandemi:
1.      Bersabar
Setiap muslim berkewajiban berlindung dan bertawakkal kepada Rabb-nya, Allah Jalla wa ‘Alaa di segala kondisi. Dia yakin bahwa segala urusan berada di tangan-Nya seperti yang difirmankan Allah,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”  [QS. At-Taghabun: 11]
Ketika kita bersabar dan bertawakkal kepada Allah ta’ala niscaya setiap beban yang kita lalui akan terasa lebih ringan dan lebih mudah.
2.      Bertaubat dan merendahkan diri di hadapan Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (Q.S al anam ayat 42)

Musibah dan wabah yang Allah timpakan kepada manusia sesungguhnya mempunyai tujuan yang sangat agung, Allah ta’ala menginginkan manusia untuk merendah dan memohon kepada Allah ta’ala saja.
3.      Berusaha, bekerja dan tawakkal
Memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dimasa krisis seperti ini bukan hal yang mudah, namun bisa tetap dilakukan selama kita tetap berusaha dan bekerja mencari rezeki yang halal. Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
Hadits ini mengisyaratkan agar kita tetap berusaha untuk mencari rezeki, walaupun kondisi sangat tidak meyakinkan. Butuh inovasi dan usaha lebih keras agar kita mampu melewati masa krisis, terus menggali potensi dan memanfaatkan peluang yang ada. 
4.      Berhemat dan investasi jangka panjang
Pandemi yang masih berlangsung dan belum diketahui kapan akan berakhir. Memaksa kita untuk mengerem beberapa keinginan yang sebenarnya tidak begitu kita butuhkan. Jika hal ini bisa kita atasi dengan baik, insyaAllah kita akan melewati pandemic ini dengan tepat. Jika ada sisa kelebihan uang dari kebutuhan harian kita, akan lebih baik jika kita tabung atau kita investasikan untuk jangka panjang. Investasi logam mulia menjadi trend di masa pandemi, bisa kita jadikan pilihan untuk menyimpan kelabihan rezeki kita.
Semoga Allah ta’ala segera mengangkat wabah ini, dan memberikan kepada kita kehidupan yang yang aman. Agar kita bisa beribadah dan beraktifitas seperti sediakala. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Wasallallahu ‘alla nabiyyina Muhammad



Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/689-burung-saja-bekerja-untuk-meraih-rizki.html

Prof. Dr. Az-zaid bin Abdul Karim Az-Zaid.fikih sirah nabawiyah.jakarta:daarus sunnah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar