Pandemi covid-19 yang melanda dunia
membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Tatanan kehidupan
berubah seketika. Hampir seluruh segi kehidupan manusia terdampak pandemic
covid-19. Mulai dari pendidikan, kehidupan sosial dan ekonomi.
Dampak yang paling terasa ketika
pandemi ini terjadi yaitu dalam segi ekonomi. Banyak kegiatan ekonomi berhenti
dan tentunya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi negeri. Mulai dari
pelaku ekonomi kecil (UKM) sampai perusahaan-perusahaan besar. Semenjak pandemi
covid-19 melanda Indonesia, pemerintah menyebutkan 3,05 juta angka pemutusan
hubugan kerja (PHK) di Indonesia (per 2 juni 2020). Angka ini diperkirakan akan
terus meningkat, karena belum adanya kepastian kapan pandemi akan berakhir.
Kecemasan terhadap sesuatu yang akan
terjadi adalah salah satu sifat yang melekat pada manusia. Butuh kekuatan untuk
mampu bertahan dan tidak panik menghadapi kondisi ketidak pastian seperti
sekarang. Namun, beban yang kita tanggung tersebut akan terasa lebih ringan,
jika kita mengetahui ternyata bukan hanya kita yang mengalaminya. Panutan kita
dalam setiap lini kehidupan, Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya
juga pernah mengalami masa krisis seperti yang kita alami saat ini.
Rasulullah dan para sahabatnya
pernah mengalami krisis di kota Makkah, ketika kaum kafir quraisy memboikot pasokan
logistic kepada Rasulullah dan para sahabatnya, yang mengungsi di lembah syi’ib
Abu Thalib pada tahun ke 7 kenabian. Ibnul qoyyim mengatakan, “begitulah nabi
bersama keluarganya terkucilkan dan terisolasi, mereka di boikot selama tiga
tahun sehingga mereka hidup dalam kesulitan yang parah karena semua pasokan
kebutuhan hidup mereka dilarang masuk,sehingga bayi dan anak-anak menangis hingga
tangisan mereka terdengar sampai keluar lembah tempat pengungsian mereka.”
Kondisi sulit seperti it uterus
berlangsung, sehingga ada sebagian kerabat dari orang-orang yang ikut mengungsi
di lembah itu berupaya untuk merusak perjanjian pemboikotan tersebut. Mereka
adalah Hisyam bin Amru bin Al-Harits, Al Muth’im bin ‘Adiy, Zuhair bin Umayyah,
Abul Bukhturi bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al Aswad. Mereka semuanya bersepakat
untuk merusak papan perjanjian itu. Rasulullah dan para sahabat bebas dari
pengungsian tersebut pada tahun 10 hijriyah.
Bukan waktu yang singkat masa
pemboikotan yang di lakukan kafir quraisy terhadap Rasulullah dan para sahabat.
Namun mereka tetap bersabar dan tidak melakukan aksi yang menimbulkan kebencian
kafir quraisy lebih besar. Pada akhirnya Allah ta’ala menolong meraka dengan
perantara sebagian kaum quraisy yang merasa iba kepada mereka.
Di bawah ini kami sampaikan tips
ketika menyikapi krisis saat pandemi:
1.
Bersabar
Setiap muslim berkewajiban berlindung dan bertawakkal kepada Rabb-nya,
Allah Jalla wa ‘Alaa di segala kondisi. Dia yakin bahwa segala
urusan berada di tangan-Nya seperti yang difirmankan Allah,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ
اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS.
At-Taghabun: 11]
Ketika kita bersabar dan bertawakkal kepada Allah ta’ala niscaya setiap
beban yang kita lalui akan terasa lebih ringan dan lebih mudah.
2. Bertaubat
dan merendahkan diri di hadapan Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ
فَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu,
kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan,
supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (Q.S al
anam ayat 42)
Musibah
dan wabah yang Allah timpakan kepada manusia sesungguhnya mempunyai tujuan yang
sangat agung, Allah ta’ala menginginkan manusia untuk merendah dan memohon
kepada Allah ta’ala saja.
3. Berusaha, bekerja dan tawakkal
Memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dimasa krisis seperti ini bukan
hal yang mudah, namun bisa tetap dilakukan selama kita tetap berusaha dan
bekerja mencari rezeki yang halal. Dari Umar bin
Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ
تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ
الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada
Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung
mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan
kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
Hadits ini mengisyaratkan agar kita tetap berusaha
untuk mencari rezeki, walaupun kondisi sangat tidak meyakinkan. Butuh inovasi
dan usaha lebih keras agar kita mampu melewati masa krisis, terus menggali
potensi dan memanfaatkan peluang yang ada.
4.
Berhemat dan investasi jangka panjang
Pandemi yang masih berlangsung dan belum diketahui
kapan akan berakhir. Memaksa kita untuk mengerem beberapa keinginan yang
sebenarnya tidak begitu kita butuhkan. Jika hal ini bisa kita atasi dengan
baik, insyaAllah kita akan melewati pandemic ini dengan tepat. Jika ada sisa
kelebihan uang dari kebutuhan harian kita, akan lebih baik jika kita tabung
atau kita investasikan untuk jangka panjang. Investasi logam mulia menjadi
trend di masa pandemi, bisa kita jadikan pilihan untuk menyimpan kelabihan
rezeki kita.
Semoga Allah ta’ala segera mengangkat wabah ini,
dan memberikan kepada kita kehidupan yang yang aman. Agar kita bisa beribadah
dan beraktifitas seperti sediakala. Semoga artikel ini bermanfaat untuk para
pembaca sekalian.
Wasallallahu ‘alla nabiyyina Muhammad
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/689-burung-saja-bekerja-untuk-meraih-rizki.html
Prof. Dr. Az-zaid bin Abdul Karim Az-Zaid.fikih
sirah nabawiyah.jakarta:daarus sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar