Minggu, 02 Agustus 2020

Berjuanglah! Kalahkan Dirimu Sendiri.


 

Mencapai puncak dalam suatu bidang merupakan cita-cita setiap orang. Namun hasil yang di dapatkan, tergantung kualitas masing masing dan bagaimana cara memperoleh tujuan tersebut. Peribahasa banyak jalan menuju Roma, artinya banyak jalan untuk mencapai tujuan. Namun tidak semua jalan akan menyampaikan kepada tujuan. Ketika jalan yang kita lalui, ternyata jalan yang salah. Begitu pula dalam mencapai kemenangan. Setelah menentukan target maka proses selanjutnya adalah mencari jalan  yang benar.

 

Kemenangan yang hakiki adalah kemenangan ketika bisa mengalahkan diri sendiri. Menjauhkan dan meninggalkan hal-hal negative yang tidak semestinya melekat pada diri. Menjadi pribadi yang terbaik pasti membutuhkan proses yang tidak instan. Setelah menentukan target yang dituju, rintangan dan halangan menanti dalam setiap liku perjalanan kita. karena sejatinya seperti itulah kehidupan seorang muslim. Kehidupannya akan senantiasa di hiasi dengan berbagai macam ujian. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

مَا يَزَال الْبَلاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمؤمِنَةِ في نَفْسِهِ وَولَدِهِ ومَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّه تَعَالَى وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ 

Artinya: “Ujian selalu bersama dengan orang beriman lelaki dan perempuan, baik di dalam diri, anak dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahanpun.” (Hadits riwayat Tirmidzi (no. 2687) dan dishahihkan oleh Al Albani).


Perjuangan mencapai kemenangan target utamanya adalah syurga Allah ta’ala. Sebelum kita mampu mengalahkan diri sendiri maka perjalanan menuju syurga akan lebih sukar. Jika kemenangan terhadap diri kita sudah kita kuasai maka selanjutnya kita akan menghadapi rintangan-rintangan dari luar diri kita.


Rintangan hawa nafsu yang berasal dari dalam diri merupakan hal pertama yang harus kita kalahkan, dalam banyak ayat Allah ta’ala mencela buruknya mengikuti hawa nafsu. Allah ta’ala berfirman,  

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُون

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?” (Al-Jaatsiyah: 23).

Dalam ayat di atas Allah ta’ala mencela orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan akibat yang diperoleh jika terbiasa mengikuti hawa nafsu. Perjuangan melawan hawa nafsu adalah perjuangan yang sangat besar dan jihad yang paling afdhol, para ulama menceritakan kisah abu sa’id ketika di tanya tentang jihad yang paling afdhol.

يا أبا سعيد أي الجهاد أفضل

“Wahai Abu Sa’id, jihad apa yang paling afdhol?”

Jawab beliau,

جهادك هواك

“Jihadmu melawan hawa nafsumu.”

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa beliau mendengar gurunya berkata,

والهوى أصل جهاد الكفار والمنافقين فإنه لا يقدر على جهادهم حتى يجاهد نفسه وهواه أولا حتى يخرج إليهم

“Hawa nafsu adalah asal dari jihad melawan orang kafir dan orang munafik. Kita tidak mampu berjihad melawan orang kafir dan munafik sampai berjihad terlebih dahulu melawan diri sendiri. Hawa nafsu lebih pertama diperangi lalu keluar jihad melawan mereka.”

Karena besarnya nilai perjuangan melawan hawa nafsu dan sulitnya rintangan yang dihadapi, maka berikut kiat umum dalam mengendalikan hawa nafsu,

1. Konsultasikan kepada dua “Dewan Pertimbangan Jiwa”, yaitu Agama Islam dan Akal Sehat sebelum melangkah

Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, Tatkala seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada keduanya”.

2. Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda!

Sebagian Salafus Shalih berkata,

إذا أشكل عليك أمران لا تدري أيها أشد، فخالف أقربهما من هواك، فإن أقرب ما يكون الخطأ في متابعة الهوى

“Jika Anda bimbang menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsu”.

 

Perjuangan melawan hawa nafsu selalu meliputi kehidupan kita, selama tujuan yang tertinggi(syurga) belum kita raih. Berhenti melawan hawa nafsu, artinya kita menyerah dalam mencapa tujuan yang utama.

Sebaik-baik motivasi bagi orang-orang yang sedang berjuang adalah firman Allah ta’ala

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS Al ankabuut:69)

Wasallallahu ‘ala nabiyyinaa Muhammad



Referensi: https://tafsirweb.com/7295-quran-surat-al-ankabut-ayat-69.html

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/24461-hawa-nafsu-lawan-atau-kawan.html
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/24504-kiat-kiat-mengendalikan-hawa-nafsu.html
Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/6538-jihad-melawan-hawa-nafsu.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar