Mencapai
puncak dalam suatu bidang merupakan cita-cita setiap orang. Namun hasil yang di
dapatkan, tergantung kualitas masing masing dan bagaimana cara memperoleh
tujuan tersebut. Peribahasa banyak jalan menuju Roma, artinya banyak jalan
untuk mencapai tujuan. Namun tidak semua jalan akan menyampaikan kepada tujuan.
Ketika jalan yang kita lalui, ternyata jalan yang salah. Begitu pula dalam mencapai
kemenangan. Setelah menentukan target maka proses selanjutnya adalah mencari jalan yang benar.
Kemenangan yang hakiki adalah kemenangan ketika bisa mengalahkan diri sendiri. Menjauhkan dan meninggalkan hal-hal negative yang tidak semestinya melekat pada diri. Menjadi pribadi yang terbaik pasti membutuhkan proses yang tidak instan. Setelah menentukan target yang dituju, rintangan dan halangan menanti dalam setiap liku perjalanan kita. karena sejatinya seperti itulah kehidupan seorang muslim. Kehidupannya akan senantiasa di hiasi dengan berbagai macam ujian. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَا يَزَال الْبَلاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمؤمِنَةِ في نَفْسِهِ وَولَدِهِ ومَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّه تَعَالَى وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Artinya: “Ujian selalu bersama dengan orang beriman lelaki dan perempuan, baik di dalam diri, anak dan hartanya, sampai dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai satu kesalahanpun.” (Hadits riwayat Tirmidzi (no. 2687) dan dishahihkan oleh Al Albani).
Perjuangan mencapai kemenangan target utamanya adalah syurga Allah ta’ala. Sebelum kita mampu mengalahkan diri sendiri maka perjalanan menuju syurga akan lebih sukar. Jika kemenangan terhadap diri kita sudah kita kuasai maka selanjutnya kita akan menghadapi rintangan-rintangan dari luar diri kita.
Rintangan
hawa nafsu yang berasal dari dalam diri merupakan hal pertama yang harus kita
kalahkan, dalam banyak ayat Allah ta’ala mencela buruknya mengikuti hawa nafsu.
Allah ta’ala berfirman,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ
وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ
عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا
تَذَكَّرُون
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?” (Al-Jaatsiyah: 23).
Dalam ayat di atas Allah ta’ala
mencela orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan akibat yang diperoleh jika
terbiasa mengikuti hawa nafsu. Perjuangan melawan hawa nafsu adalah perjuangan
yang sangat besar dan jihad yang paling afdhol, para ulama menceritakan kisah
abu sa’id ketika di tanya tentang jihad yang paling afdhol.
يا أبا سعيد أي الجهاد أفضل
“Wahai Abu Sa’id, jihad apa
yang paling afdhol?”
Jawab beliau,
جهادك هواك
“Jihadmu melawan hawa
nafsumu.”
Ibnul Qayyim mengatakan
bahwa beliau mendengar gurunya berkata,
والهوى أصل جهاد الكفار
والمنافقين فإنه لا يقدر على جهادهم حتى يجاهد نفسه وهواه أولا حتى يخرج إليهم
“Hawa nafsu adalah asal
dari jihad melawan orang kafir dan orang munafik. Kita tidak mampu berjihad
melawan orang kafir dan munafik sampai berjihad terlebih dahulu melawan diri
sendiri. Hawa nafsu lebih pertama diperangi lalu keluar jihad melawan mereka.”
Karena besarnya nilai perjuangan
melawan hawa nafsu dan sulitnya rintangan yang dihadapi, maka berikut kiat umum
dalam mengendalikan hawa nafsu,
1.
Konsultasikan kepada dua “Dewan Pertimbangan Jiwa”, yaitu Agama Islam dan Akal
Sehat sebelum melangkah
Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, “Tatkala
seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang
tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka
dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal
sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu
yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada
keduanya”.
2.
Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda!
Sebagian Salafus Shalih berkata,
إذا أشكل عليك أمران لا تدري أيها أشد، فخالف
أقربهما من هواك، فإن أقرب ما يكون الخطأ في متابعة الهوى
“Jika Anda bimbang menghadapi dua alternatif
pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah
sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat
dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsu”.
Perjuangan melawan hawa nafsu selalu meliputi
kehidupan kita, selama tujuan yang tertinggi(syurga) belum kita raih. Berhenti melawan
hawa nafsu, artinya kita menyerah dalam mencapa tujuan yang utama.
Sebaik-baik motivasi bagi orang-orang yang
sedang berjuang adalah firman Allah ta’ala
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS Al ankabuut:69)
Wasallallahu ‘ala nabiyyinaa Muhammad
Referensi: https://tafsirweb.com/7295-quran-surat-al-ankabut-ayat-69.html
Simak selengkapnya disini.
Klik https://muslim.or.id/24461-hawa-nafsu-lawan-atau-kawan.html
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/24504-kiat-kiat-mengendalikan-hawa-nafsu.html
Akhi, ukhti, yuk baca
tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/6538-jihad-melawan-hawa-nafsu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar