Senin, 29 Juni 2020

Keutamaan Menuntut Ilmu Syar’i



Imam Ahmad bin Yahya kunyah beliau Abul Abbas Ast tsa’lab menceritakan “saya tidak pernah absen dari majelis imam Ibrohim al Harbi dalam majelis nahwunya selama 50 tahun.”
Diceritakan bahwasanya Jabir rahimahullah untuk mendapatkan hadits pada hari kiamat manusia akan menghadap Allah ta’ala dengan telanjang bulat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,membutuhkan waktu satu bulan.

Kisah ini, hanya sedikit dari kisah-kisah yang sangat menggugah jiwa mengenai perjalanan dan perjuangan para ulama dalam menuntut ilmu syar’i. Tiada yang membuat mereka besungguh sungguh kecuali pemahaman akan keutamaan menuntut ilmu syar’i sudah melekat ddalam dada mereka. Sehingga keinginan mereka hanya tertuju pada ilmu. Semangat mereka dalam mengejar ilmu syar’i bisa di samakan, bahkan lebih tinggi dari para pemburu dunia ketika mengejar dunia.

Rasulullah shallallahu’alaihi wassallam bersabda:
مَنْهُومَانِ لاَ يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا
“Ada dua kelompok yang selalu tamak dan tidak pernah merasa kenyang, penuntut ilmu dan penuntut dunia.” (HR. Hakim)
Seperti itu gambaran para ulama dalam belajar. Semangat dan hasrat mereka dalam mengejar ilmu sama seperti ahli dunia semangat mengejar dunia mereka.

Memahami keutamaan akan membangun cinta dan kegigihan di dalam hati untuk mengejar keutamaan tersebut, kami sampaikan beberapa keutamaan ilmu syar’i agar kita semakin semangat dalam meraihnya
1. Allah ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(Q.S al mujadalah ayat 11)

Imam ibnul qoyyim rahimahullah mengatakan “ Ilmu itu akan mengangkat pemiliknya di dunia dan di akhirat,dan kemampuan ilmu dalam mengangkat seseorang melebihi kekuatan harta dalam mengangkat seseorang.”
2. Allah ta’ala berfirman dalam surat ali imron ayat 18:
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْط
Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).
Allah ta’ala menyertakan kesaksian-Nya dengan para malaikat dan orang orang yang berilmu. Menunjukan sangat tingginya kedudukan ilmu di sisi Allah ta’ala.
3. Allah ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Q.S Az zumar:9)
Maknanya, katakanlah wahai Rasul“ Apakah sama orang-orang yang mengetahui apa yang Allah wajibkan atas mereka karena mereka mengetahui Allah dengan orang-orang yang tidak mengetahui apapun tentang hal itu?” Yang mengetahui perbedaan di antara dua golongan hanyalah orang-orang yang berakal lurus.

4. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِى الدَّرْدَاءِ فِى مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنِّى جِئْتُكَ مِنْ مَدِينَةِ الرَّسُولِ -صلى الله عليه وسلم- لِحَدِيثٍ بَلَغَنِى أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَا جِئْتُ لِحَاجَةٍ. قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ »

Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata, “Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ lantas berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Sufyan at tsauri rahimahullah mengatakan ” barangsiapa yang menginginkan dunia dan akhirat,dia harus menuntut ilmu agama.”
Beliau juga mengatakan “ sesungguhnya hadits ini mulia,maka barangsiapa yang ingin mendapatkan dunia dari hadits maka ia akan mendapatkannya.dan barangsiapa yang ingin mendapatkan akhirat dari hadits maka ia juga akan mendapatkannya.”

Demikian beberapa keutamaan menuntut ilmu syar’i yang bisa kita jadikan motivasi agar selalu semangat dalam meraihnya. Semoga Allah ta’ala jadikan kita penuntut ilmu sejati yang hanya meraih ridho Allah semata.

Washallallahu ‘alla nabiyyinaa Muhammad

1 komentar: