Imam
Ahmad bin Yahya kunyah beliau Abul Abbas Ast tsa’lab menceritakan “saya tidak
pernah absen dari majelis imam Ibrohim al Harbi dalam majelis nahwunya selama
50 tahun.”
Diceritakan
bahwasanya Jabir rahimahullah untuk mendapatkan hadits pada hari kiamat manusia
akan menghadap Allah ta’ala dengan telanjang bulat, sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,membutuhkan waktu satu
bulan.
Kisah
ini, hanya sedikit dari kisah-kisah yang sangat menggugah jiwa mengenai
perjalanan dan perjuangan para ulama dalam menuntut ilmu syar’i. Tiada yang
membuat mereka besungguh sungguh kecuali pemahaman akan keutamaan menuntut ilmu
syar’i sudah melekat ddalam dada mereka. Sehingga keinginan mereka hanya
tertuju pada ilmu. Semangat mereka dalam mengejar ilmu syar’i bisa di samakan,
bahkan lebih tinggi dari para pemburu dunia ketika mengejar dunia.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wassallam bersabda:
مَنْهُومَانِ لاَ يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا
“Ada
dua kelompok yang selalu tamak dan tidak pernah merasa kenyang, penuntut ilmu
dan penuntut dunia.” (HR. Hakim)
Seperti
itu gambaran para ulama dalam belajar. Semangat dan hasrat mereka dalam
mengejar ilmu sama seperti ahli dunia semangat mengejar dunia mereka.
Memahami
keutamaan akan membangun cinta dan kegigihan di dalam hati untuk mengejar
keutamaan tersebut, kami sampaikan beberapa keutamaan ilmu syar’i agar kita
semakin semangat dalam meraihnya
1. Allah ta’ala berfirman:
1. Allah ta’ala berfirman:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ
دَرَجَٰتٍ ۚ
Artinya:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(Q.S al mujadalah ayat 11)
Imam
ibnul qoyyim rahimahullah mengatakan “ Ilmu itu akan mengangkat pemiliknya di
dunia dan di akhirat,dan kemampuan ilmu dalam mengangkat seseorang melebihi
kekuatan harta dalam mengangkat seseorang.”
2. Allah ta’ala berfirman dalam surat ali imron ayat 18:
2. Allah ta’ala berfirman dalam surat ali imron ayat 18:
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ
وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْط
Artinya
: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu).
Allah
ta’ala menyertakan kesaksian-Nya dengan para malaikat dan orang orang yang
berilmu. Menunjukan sangat tingginya kedudukan ilmu di sisi Allah ta’ala.
3. Allah ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا
يَعْلَمُونَ ۗ
Artinya:
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?" (Q.S Az zumar:9)
Maknanya,
katakanlah wahai Rasul“ Apakah sama orang-orang yang mengetahui apa yang Allah
wajibkan atas mereka karena mereka mengetahui Allah dengan orang-orang yang
tidak mengetahui apapun tentang hal itu?” Yang mengetahui perbedaan di antara
dua golongan hanyalah orang-orang yang berakal lurus.
4. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِى
الدَّرْدَاءِ فِى مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا
الدَّرْدَاءِ إِنِّى جِئْتُكَ مِنْ مَدِينَةِ الرَّسُولِ -صلى الله عليه وسلم-
لِحَدِيثٍ بَلَغَنِى أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- مَا جِئْتُ لِحَاجَةٍ. قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ
بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ
مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ
الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا
وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
»
Dari
Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid
Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata, “Wahai Abu Ad Darda’,
aku sungguh mendatangi dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah
Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang
meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku datang
untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ lantas berkata,
sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat
meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang
yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun
ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding
ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari
bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi.
Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa
yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang
besar.” (HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
Sufyan
at tsauri rahimahullah mengatakan ” barangsiapa yang menginginkan dunia
dan akhirat,dia harus menuntut ilmu agama.”
Beliau
juga mengatakan “ sesungguhnya hadits ini mulia,maka barangsiapa yang ingin
mendapatkan dunia dari hadits maka ia akan mendapatkannya.dan barangsiapa yang
ingin mendapatkan akhirat dari hadits maka ia juga akan mendapatkannya.”
Demikian
beberapa keutamaan menuntut ilmu syar’i yang bisa kita jadikan motivasi agar
selalu semangat dalam meraihnya. Semoga Allah ta’ala jadikan kita penuntut ilmu
sejati yang hanya meraih ridho Allah semata.
Washallallahu ‘alla nabiyyinaa Muhammad
👍👍👍
BalasHapus