Rabu, 01 Juli 2020

Bersabar Dalam Menuntut Ilmu



Imam syafi’I rahimahullah menyebutkan dalam nasihatnya yang sangat terkenal, bahwasanya ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara. Yaitu dengan kecerdasan, semangat, bersungguh-sungguh, bekal(biaya), bersahabat dengan guru, dan membutuhkan waktu yang lama.

Dari nasihat beliau rahimahullah, dapat kita ambil pelajaran. Menuntut ilmu bukanlah perkara yang mudah, ia membutuhkan effort yang sangat besar. Hal ini di kuatkan dengan nasihat beliau yang terkahir, bahwasanya menuntut ilmu membutuhkan waktu yang lama, dan menuntut kesabaran ketika meraihnya. Kesabaran dalam menuntut ilmu meliputi kesabaran dalam waktu, kesabaran ketika duduk di majelis ilmu, kesabaran dalam mengamalkan ilmu, kesabaran dalam bergaul bersama penuntut ilmu dan bersabar terhadap guru yang mengajarkan ilmu. Tanpa kesabaran niscaya keutamaan dan ketinggian ilmu tidak akan dapat kita raih.

Allah ta’ala berfirman
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".(Q.S Al kahfi:60)

Imam Asy sya’bi rahimahullahmengatakan “barangsiapa yang mengambil ilmu sekaligus dalam waktu yang singkat, maka akan hilang dalam waktu yang singkat pula.” Beliau juga mengatakan “ilmu hanya bisa di pelajari dengan berjalannya malam dan siang.”

Para nabi dan para ulama merupakan manusia yang Allah istimewakan di atas manusia lainnya, karena ketinggian ilmu dan amal mereka. Namun dalam proses menuntut ilmu, mereka juga membutuhkan waktu bertahun tahun ketika belajar ilmu. Karenanya, sudah selayaknya kita mempersiapkan kesabaran untuk melewati masa yang panjang dalam menuntut ilmu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.(H.R Muslim)

Berkumpul dalam majelis ilmu memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah ta’ala. Sebagaimana disabdakan oleh rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, akan tetapi menjalaninya bukan perkara yang mudah. Bersabar ketika sang guru menjelaskan pelajaran sangat membutuhkan taufik dan pertolongan dari Allah ta’ala. Betapa banyak kita saksikan, seseorang yang memiliki tubuh yang kuat namun tidak kuasa menahan kantuk ketika duduk di majelis ilmu. Karenanya Allah ta’ala mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa ketika akhir sholat.

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih).

Kesabaran yang selanjutnya, bersama dengan teman teman penuntut ilmu. Terkadang ketika kita memutuskan untuk hadir dalam majelis ilmu, kita berharap bertemu dengan orang-orang yang sempurna baik ilmu maupuan akhlaknya. Namun ternyata kita temukan tidak sesuai dengan harapan.
Menyikapi hal ini, haruslah memiliki penilaian dan parameter yang bijak. Jangan sampai hal ini membuat kita makin menjauh dari keutamaan duduk di majelis ilmu. Allah ta’ala berfirman

 وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.(Q.S al kahfi:28)
Kriteria orang-orang yang sholih dan sholihah bukanlah mereka yang tidak memiliki aib baik dalam ilmu maupun dalam amal, akan tetapi orang-orang yang sholih sholihah adalah mereka yang kebaikan nya lebih banyak dari keburukannya.

Kesabaran yang harus kira persiapkan ketika menuntut ilmu ialah bersabar terhadap guru dan beradab kepada mereka sesuai dengan arahan Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Beliau bersabda,

ليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami)

Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,
تواضعوا لمن تعلمون منه
“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.

Sebagai seorang manusia biasa, pastilah sang guru memiliki beberapa kesalahan dan kekurangan. Ketika kita mengetahui hal tersebut, selayaknya sebagai murid kita mengingatkan dengan cara yang terbaik kepada mereka. Tanpa menjatuhkan atau mempermalukan mereka di dalam majelis.
Semoga Allah ta’ala memberikan kesabaran kepada kita dalam menuntut ilmu dan Allah ta’ala memberikan kepada kita manfaat yang besar dari ilmu.

Washallallahu ‘alla nabiyyina Muhammad









Tidak ada komentar:

Posting Komentar