Selasa, 21 Juli 2020

Apakah Kamu Termasuk Orang yang Tidak Sabaran? Bisakah untuk Merubahnya?



Kesabaran adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam keseharian kita. Dalam aktivitas sehari-hari terkadang banyak hal yang tiba-tiba memancing emosi dan membutuhkan reaksi spontan. Tidak jarang kita menyesali reaksi yang dikeluarkan setelah beberapa saat. Disaat itu, kita menyadari akibat fatal dari ketidaksabaran dalam merespon hal-hal yang terjadi. Alih-alih mengobati kekecewaan terhadap diri sendiri, akhirnya tanpa terasa kita menjudge bahwa memang sifat bawaan saya seperti ini adanya. Sambil memberikan pengertian kepada orang lain agar menerima kita dengan sifat ini.

Apakah bersikap demikian sudah benar?. Bagaimana Allah ta’ala dan Rasulnya memberi arahan terhadap masalah ini?.

Allah ta’ala berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran : 200)

Dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahkan kepada kita untuk bersabar dan memperkuat kesabaran. Artinya, ada usaha untuk selalu memperbaharui dan memperkuat kesabaran dari waktu kewaktu. Tidak pasrah dan cenderung menyerah dengan sifat-sifat negative yang melakat dalam diri.
Hal ini juga diisyaratkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوقَهُ

Artinya: “Sesungguhnya ilmu didapatkan dengan belajar dan sesungguhnya hilm (kesabaran dan ketenangan) didapat dengan melatihnya. Barangsiapa berusaha untuk mendapat kebaikan, maka Allah akan memberikannya. Barangsiapa yang berusaha untuk menghindari keburukan, niscaya akan terhindar darinya.” (HR. Ath-Thabrani).

Pola yang diarahkan oleh Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah selaras dengan pola growth mindset yang baru dikenal beberapa tahun belakangan ini. Memang bukan hal yang mudah untuk merubah karakter yang sudah melekat dalam diri, dan inilah yang harus kita usahakan.

Di bawah ini beberapa tips yang bisa membuat kita menjadi penyabar,

1.      Berdoa kepada Allah ta’ala.

Kunci untuk meraih semua keberhasilan dunia dan akhirat adalah berdoa. Karena sejatinya, Allah ta’ala yang menguasai hati dan diri kita. Ketika kita menginginkan menjadi pribadi yang lebih bersabar, maka selayaknya terlebih dahulu kita meminta kepada dzat yang menguasai hati kita. Berikut ini salah satu doa yang Allah ta’ala sebutkan di dalam Alqur’an dan bisa kita amalkan.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
 “Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah: 250).

2.      Berlatih untuk bersabar.

Sebagaimana dalam hadist yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di atas :

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ

Artinya: “Sesungguhnya ilmu didapatkan dengan belajar dan sesungguhnya hilm (kesabaran dan ketenangan) didapat dengan melatihnya.

Di dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengisyaratkan bahwa ilmu akan di dapatkan dengan belajar. Dan kesabaran, ketenangan, di dapatkan dengan terus berlatih untuk menjadi pribadi yang penyabar. Dalam fase-fase awal tentu bukan hal yang mudah, beberapa kali pasti akan mengalami kegagalan. Namun dengan mencoba, terus berlatih dan berdoa insyaAllah akan Allah berikan kemudahan.

Seorang tokoh yang sangat terkenal, dan di juluki Amirul mukminin yaitu ‘umar bin khotob rodhiyaAllahu ‘anhu. Dikenal dengan karakternya yang keras ketika berada dalam kesyirikan, namun beliau berubah 180 derajat ketika memeluk islam. Berkat taufik dari Allah ta’ala dan arahan dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, sehingga beliau mampu menjadi pemimpin yang membawa peta perubahan besar dalam dunia islam. Menyayangi dan bersabar terhadap rakyatnya.

3.      Berteman dengan orang-orang yang memiliki sifat penyabar.

Tidak diragukan lagi bahwasanya seorang teman dapat menarik temannya, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan. Seperti yang diisyaratkan oleh salah seorang ulama salaf yang mengatakan :
الصاحب ساحب إما إلى الجنّة وإمّا إلى النار
"Sahabat itu adalah penarik, yang bisa menarik ke surga atau menarik ke neraka." 
Mereka juga menasehatkan

اختر لنفسك صاحبًا صالحًا

"Pilihlah untuk dirimu seorang sahabat yang shalih." Karena itu, ketika kita ingin memiliki sifat penyabar, hendaklah berteman dan bersahabat dengan orang-orang yang sudah memiliki sifat tersebut dalam dirinya.

4.      Bersungguh-sungguh.

Janganlah kesulitan yang dihadapi, untuk bisa tumbuh menjadi pribadi yang penyabar membuat kita mundur dan meninggalkannya. Hal ini hanya akan menjadikan kita semakin  menjauh dari manisnya buah kesabaran. Jika kita berhenti melakukan perjuangan tersebut maka pola growth mindset yang harus kita perjuangkan dalam setiap nilai kebaikan akan sia-sia. Pada akhirnya kita akan terjatuh dala pola fixed mindset. Merasa puas yang berharap orang lain menerima kita apa adanya. Padahal Allah ta’ala tidak akan pernah menyia-nyiakan perjuangan yang sudah kita lakukan. Allah ta’ala berfirman,

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ  

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Qs. Al ankabuut:69)

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman teman pembaca. dan Allah tolong kita untuk menjadi pribadi yang penyabar.

Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad






Tidak ada komentar:

Posting Komentar