Allah
ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ
وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ
وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ
خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَطَاعَنِيْ فَقَدْ أَطَاعَ
اللهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ، وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِي فَقَدْ
أَطَاعَنِي، وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِي فَقَدْ عَصَانِي.
“Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia
telah taat kepada Allah dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia telah
durhaka kepada Allah, barangsiapa yang taat kepada amirku (yang muslim) maka ia
taat kepadaku dan barangsiapa yang maksiat kepada amirku, maka ia maksiat
kepadaku.”
Imam al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin Muhammad bin
Abi al-‘Izz ad-Dimasqy (terkenal dengan Ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H)
rahimahullah berkata: “Hukum mentaati ulil amri adalah wajib (selama tidak
dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari
ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding
dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman
mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipatgandakan pahala. Karena Allah
Azza wa Jalla tak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan
kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu bergantung pada amal
perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampunan, bertaubat
dan memperbaiki amal perbuatan.
Agama islam telah sempurna seluruh sisinya.
Karenanya semua aturan dalam kehidupan ini tinggal kita laksanakan. Mengikuti
perintah dan arahan dari Allah ta’ala dan nabi shallallahu’alaihi wasallam. Mulai
dar perkara-perkara pribadi sampai dengan perkara yang menyangkut khalayak
ramai dalam sebuah negeri.
kasus pemberontakan terhadap pemerintah
mungkin salah satu yang pernah dan masih terjadi di negeri kita, sejak
Indonesia merdeka sampai saat ini. Dari setiap pemberontakan yang terjadi pasti
akan memakan korban jiwa dan meninggalkan kisah. Salah satunya kisah saya.
Hari itu, tahun ajaran caturwulan satu di
mulai. Sebagai siswi yang akan masuk kekelas baru, tentu sangat antusias
menyambut hari pertama masuk sekolah. Lengkap dengan seragam baru merah putih, menggendong
tas ransel dan mengayuh sepeda melewati jalan berkelok untuk segera tiba di
sekolah.
SDN UPT II lamie. Itulah nama sekolah kami.
Beralamat di gampong rantau selamat, kec kuala, Kab aceh barat, provinsi Aceh.
Ketika tiba di sekolah, suasana pagi tidak seperti tahun ajaran baru
sebelumnya. Halaman sekolah sepi, tidak ada satu murid
pun yang datang. Baik kawan sekelas, maupun adik kelas. Kebetulan rumah bu dian
salah satu guru kami berada tepat di samping
sekolah. Saya memberanikan diri untuk
mengetuk rumah beliau dan mengucapkan salam. Beliau keluar sambil menjawab
salam
“waalaikumsalam, Tika datang kesekolah hari
ini? Teman-teman yang lain tidak ada yang datang sepertinya.”
“hari ini tahun ajaran baru pertama masuk
sekolah kan bu?” saya masih tidak yakin dengan kondisi sekolah yang sepi.
“iya betul, hanya saja mungkin tidak akan ada
yang datang semenjak kondisi semakin mencekam karena kontak senjata antara GAM
dan TNI akhir akhir ini, Sebagian teman teman kamu ada yang minta surat pindah,
untuk pindah sekolah keluar dari aceh. Sebagian ada yang langsung pergi saja.”
Setelah mendapat jawaban dari bu dian, hilang
semua semangat yang sudah membara di pagi tadi. Memarkir sepeda di bawah pohon
akasia sambil melihat ke halaman sekolah berharap ada teman yang datang.
Membuka pintu kelas dan melihat kondisi dalam kelas. Terlihat buku di lemari
berantakan, kapur warna berserak di lantai kelas. Ketika suasana hening, tiba
tiba terdengar suara kring sepeda.
“Tika, sedang apa di dalam?”
Suara yang mengejutkan itu ternyata suara kak Yuli, Kakak kelas saya. Beliau duduk di kelas 5 dan saya duduk di kelas 4 kala
itu. Kemudian saya coba menjelaskan kepada yuli percakapan dengan bu dian tadi.
Tidak lama setelah itu datang kak Ros teman sekelas
kak Yuli, Bersama dengan saudara sepupunya Susi yang baru mau masuk sekolah.
Itulah kondisi kami pada tahun ajaran baru
2000/2001. Satu sekolah hanya tersisa 4 murid saja. Susi kelas 1, saya kelas 4,
kak Ros dan kak Yuli kelas 5. Hari-hari kami selanjutnya di sekolah, berjalan
apa adanya. Bu dian selalu hadir menyapa, jika kami masuk sekolah. Akan tetapi
pelajaran secara normal tidak berjalan kala itu. Bu dian hanya mengarahkan kami
untuk membaca buku di perpus.
Inilah salah satu efek pemberontakan GAM
terhadap pemerintah RI. Kami mungkin hanya sebagian kecil dari kisah anak anak
yang terkena dampak pemberontakan dalam bidang Pendidikan. Selain itu, psikis
warga sipil juga sangat mengkhawatirkan. Hari-hari kami terbiasa dengan suara
kontak senjata antara GAM dan TNI, sesekali suara bom dan granat juga ikut
menghiasi pendengaran kami. Terkadang untuk menghibur anak anak yang masih
menetap disana. Om TNI memberi kami mainan dari peluru-peluru yang sudah tidak
terpakai, yang paling teringat adalah ketika mereka membuatkan liontin dari
peluru. Walaupun indah, tapi itu bukan liontin yang seharusnya di pakai.
Memakai liontin itu, sama saja membuat kita dalam bayang bayang kematian ketika
bertemu pemberontak.
Ketika kita melihat ada beberapa kebijakan
pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan kita. maka sebagai seorang muslim
selayaknya kita mengikuti arahan Allah ta’ala dan Rasul-nya shallallahu’alaihi
wasallm dalam bersikap. Menyalakan api dengan ujaran kebencian dan tindakan
lainnya, hanya akan memicu pada konflik yang lebih rumit. Klimaksnya mungkin
saja yang pernah terjadi pada kami akan terulang lagi. Semoga Allah selalu
menjaga negeri kita dan semoga Allah ta’ala selalu menetapkan nikmat keamanan
pada negeri kita, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar